Petani merupakan salah satu pilar utama dalam menopang kehidupan masyarakat desa. Nadi kehidupan yang kiranya tak boleh padam. Bertani dapat dikatakan sebagai upaya masyarakat desa untuk mengentaskan kemiskinan, memperbaiki kualitas hidup, dan mensejahterahkan perekonomian petani tersebut secara personal maupun kelompok.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam memberdayakan masyarakat desa dalam mengentaskan kemiskinan adalah dengan memberdayakan kaum wanitanya. Tujuan inilah yang hendak dicapai oleh mahasiswa KKN UNSOED. Memberdayakan Kelompok Wanita Tani yang telah ada di Desa Plumbungan.
Tepat pada tanggal 15 Juli 2024, mahasiswa asal UNSOED yang tengah melaksanakan program KKN mendemosntrasikan pemasangan irigasi tetes kepada Kelompok Wanita Tani yang ada di Desa Plumbungan. Irigasi tetes sendiri dapat diartikan sebagai teknik irigasi yang mengupayakan penghematan air dan pupuk yang ada dengan mengalirkan air dalam jumlah kecil langsung pada permukaan tanah tempat tanaman ditanamkan. Alat yang digunakan dalam mengupayakan irigasi tetes di antaranya ada pipa, selang drip, selang aerator, lem tembak, kran aerator, solder, kran infus, dan selang piping untuk menyalurkan langsung air ke tanaman.
Nantinya pipa yang telah disambungkan dengan selang drip dipasangkan dengan sumber air terdekat lantas aliran air tersebut akan mengalir ke selang drip yang posisinya dekat dengan tanaman. Dengan menggunakan selang piping air yang mengalir melalui selang drip akan dapat menyirami tanaman dengan jumlah yang efisien dan tidak hambur. Kran infus digunakan apabila jumlah air yang ada tidak memadai. Selain menghemat air, irigasi tetes sendiri baik bagi wilayah rawan longsor seperti Desa Plumbungan.
Selain mendemosntrasikan teknik irigasi tetes, mahasiswa UNSOED juga mendemosntrasikan teknik pembuatan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan karena bahan pembuatan pestisida nabati lebih mudah terurai jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Pestisida nabati juga memiliki beberapa keunggulan berupa bahan baku yang dapat dengan mudah didapatkan oleh petani, dapat dibuat sendiri, serta biaya pembuatan terjangkau. Pestisida nabati sendiri dapat dibuat dengan bahan-bahan seperti bawang putih, lengkuas, dan tembakau. Yang nantinya bahan tersebut akan dihaluskan dan direndam dalam air selama semalam.
Dalam demonstrasi dua hal tersebut, Kelompok Wanita Tani Desa Plumbungan menyambut dengan antusiasme tinggi dan tangan terbuka. Ibu-ibu dengan senang hati ikut berpartisipasi dalam penanaman bibit dan mencoba memasang selang piping agar air dapat mengalir langsung ke tanaman.